Kasus Mafia Pajak yang Di
Lakukan oleh Gayus Tambunan
Berita terhangat akhir- akhir ini yang sering diberitakan madia massa adalah kasus mafia pajak, persidangan terdakwa Gayus Tambunan, pelesiran Gayus ke berbagai negara padahal dalam status sebagai tahanan, pembuatan paspor palsu Gayus, desakan pengambilalihan kasus Gayus oleh KPK dari kepolisian, dugaan Gayus mengamankan asetnya di Singapura, penyerahan data aliran dana Gayus dari PPATK ke KPK, dan istri Gayus yang ikut pelesir.
Gayus adalah mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak dari Kementerian Keuangan golongan IIIA yang masa kecilnya dihabiskan di sebuah rumah mungil di daerah Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang kondisi lingkungan social nya jauh berbeda dengan Kelapa Gading, tempat ia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
Berbeda dengan empat saudaranya, Gayus kecil diakui memang lebih pintar secara akademik oleh ayahnya, Amir Syarifudin Tambunan, mengingat mantan pegawai pajak ini selalu juara di sekolahnya. Banyak yang mengakui bahwa bukan perkara mudah bisa masuk ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) karena seleksinya begitu ketat, tapi ternyata Gayus pada saat yang sama juga diterima di Sekolah Tinggi Telekomunikasi.
Gayus melanjutkan nya ke STAN karena dengan cara itu dapat langsung diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Gayus menyelesaikan pendidikannya di STAN tahun 2000 dan langsung ditugaskan ke Balikpapan.kemudian ditempatkan di kantor pusat Ditjen Pajak setelah lulus D-4 di STAN yang merupakan jabatan terakhir Gayus sebelum dinonaktifkan dan akhirnya dipecat adalah Penelaah Keberatan Ditjen Pajak. Pendapatan saat pertama terdakwa kasus mafia pajak ini masuk ke Ditjen Pajak tentu tidak sama dengan saat dia tidak lagi menjabat
Gaji Gayus pastinya, menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan PNS di lembaga dan instansi negara lainnya.Dari pendapatan di kisaran Rp 2 juta dan menjadi sekitar Rp 12 juta untuk seorang penelaah keberatan di Ditjen Pajak.Gayus menjadi lupa diri dan terperdaya oleh kesuksesannya.Sukses jabatan, sukses harta, sukses kekuasaan.Trauma menjadi orang biasa yang hidup dengan segala kesederhanaan di tengah kondisi ekonomi dan lingkungan sosial yang terpuruk.Dan membuat orang-orang yang cerdas seperti Gayus tidak lagi menghiraukan nilai-nilai budi pekerti, moral, dan agama. Sangat sulit menemukan pejabat ataupun aparat yang benar benar bersih di Direktorat Jenderal Pajak".
Kejaksaan kini akan meminta bantuan kepada Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk menelusuri asal sumber uang gratifikasi Gayus Tambunan. Muncul dugaan sementara jika uang gratifikasi tersebut diberikan secara tunai dan diketahui bahwa bundel uang tersebut berasal dari salah satu bank di AS.
"Kita meminta bantuan ke FBI untuk bisa mendeteksi uang itu dari mana, karena uangnya itu masih ada bundel uang asli dari sana (AS-red), bahkan akan ditelusuri uang itu larinya ke mana, mudah-mudahan dapat dideteksi" ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Amari kepada wartawan di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Jumat (4/2/2011).Ia juga menerangkan bahwa "Atas inisiatif saya untuk dilakukan penelusuran bekerjasama dengan kawan-kawan di PPATK, ternyata susah untuk mencari aliran dana.”
Kata Amari, di duga uang gratifikasi senilai Rp 28 miliar dan Rp 74 miliar yang diberikan kepada Gayus diserahkan secara tunai dan tidak melalui transfer antarrekening. Selain itu, hasil penelusuran jaksa peneliti dan penyidik Polri bersama dengan PPATK mengalami kendala untuk melacak asal uang-uang Gayus tersebut.
Saat di periksa di depan penyelidik KPK, Gayus Tambunan membeberkan sejumlah nama bekas atasannya yang diduga terlibat dalam kasus mafia pajak. Salah satu nya adalah mantan Dirjen Pajak Muhamad Tjiptardjo.Hotma, pengacara gayus juga menyampaikan bahwa gayus menyebut nama Tjiptardjo. Hal tersebut disampaikan Hotma di kantor KPK, ketika menunggui Gayus yang tengah dimintai keterangan penyelidik, Jumat (4/2/2011) siang.
Hotma juga melanjutkan, selain Tjiptardjo Gayus juga telah membeberkan dugaan keterlibatan Denny Indrayana. Keterlibatan Denny, menurut Hotma, terlihat dari seringnya sekretaris Satgas itu mengatur perkara Gayus, saat perkara itu masih ditangani Mabes Polri. Denny kan yang meminta Gayus untuk menyebut tiga perusahan Bakrie," papar Hotma.
Kini.Tjiptardjo telah diberhentikan sebagai Dirjen Pajak pada 21 Januari silam. Presiden menetapkan Fuad Rahmany menggantikan nya menjadi Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan .Sebelum nya, Fuad menjabat Ketua Bapepam-LK.
0 komentar:
Posting Komentar